Ghosting Itu Apa Sih ?
Moveondongcom Ghosting sebenarnya tidak hanya untuk mereka yang sedang berkencan saja loh. Ghosting juga bisa terjadi saat kamu secara kasual dekat dengan seseorang, atau bisa juga dalam hubungan pertemanan bahkan dalam hubungan pekerjaan.
Kamu mungkin saat ini sedang menjalani pendekatan atau sebuah hubungan dengan seseorang. Tiba-tiba, tanpa peringatan apa-apa, dia menghilang. Tidak ada telepon, tidak ada pesan, tidak ada pembicaraan apa-apa di media sosial, bahkan dia tidak merespons semua pesanmu.
Kamu juga tahu dia sebenarnya masih hidup dan menghilang bukan karena ada keperluan keluarga mendesak. Dia hanya tiba-tiba mengakhiri hubungan, tanpa memberi penjelasan padamu. Jika kamu mengalami hal tersebut, itulah yang dinamakan ghosting
Apakah kamu penasaran, mengapa mereka melakukan ghosting? Lalu bagaimana kamu harus menyikapinya saat kamu menjadi korban ghosting. Simak penjelasannya di bawah ini
Alasan seseorang melakukan ghosting bisa macam-macam.
Rasa takut.
Takut akan ketidaktahuan atau fear of the unknown adalah hal wajar bagi manusia. Dia mungkin memutuskan untuk mengakhiri hubungan, karena dia takut memulai hubungan yang lebih jauh atau takut jika nantinya ada perpisahan.
Self-care.
Bisa jadi, dia merasa hubungan denganmu adalah hubungan yang toxic. Sehingga dia memilih keluar dari hubungan secara tiba-tiba, untuk kebaikan dirimu. Tidak ada salahnya melakukan refleksi diri jika hal ini yang terjadi.
Menghindari konflik.
Dia yang melakukan ghosting mungkin sebenarnya ingin berpisah, tapi khawatir dengan drama dan konflik. Bagi dia, lebih baik pergi tanpa penjelasan, daripada harus melewati konflik berkepanjangan.
Kurang bertanggung jawab.
Jika kamu baru saja dalam tahap pendekatan dengannya atau kenal dengan orang baru yang tiba-tiba ghosting, dia mungkin merasa tak perlu menjelaskan apa-apa saat pergi darimu. Baginya, tak ada keharusan untuk memberi penjelasan padamu, karena dia merasa hal itu bukan hal besar.
Kenapa ghosting itu menyakitkan?
Bagi orang yang melakukan ghosting, mereka mungkin merasakan manfaatnya. Mereka tidak perlu menghadapi konflik, tidak perlu memberi penjelasan, dan tidak perlu menghadapi perasaan orang lain. Para ghoster bisa dengan mudah menghindari situasi yang tak nyaman dan drama yang mungkin muncul.
Tapi bagaimana dengan mereka yang menjadi korban ghosting? Tentu saja rasanya menyakitkan. Mereka tak dapat closure dan tak dapat penjelasan. Mereka kerap bertanya-tanya dan menyalahkan diri. Pada akhirnya, korban ghosting selalu merasa cemas, khawatir, dan akhirnya insecure dengan dirinya sendiri.