Cara Mengakhiri Sebuah Hubungan
Moveondong.com Orang terpaksa mengakhiri hubungan karena satu dan lain hal. Ada yang bisa dengan lapang dada menerima fakta itu, tapi ada yang tidak. Ada yang cepat bangun dan menata hidupnya, tapi tak sedikit juga yang sampai berlarut-larut.
Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan pada saat mengambil keputusan untuk berpisah dan apa yang harus kamulakukan setelah keputusan itu.
Beberapa sikap yang harus dibuat pada saat mengambil keputusan:
1. Jangan mengelak.
Ketika kamu hendak memutuskan untuk mengakhiri suatu hubungan, kamu harus bisa bersikap tegas. kamu harus yakin bahwa keputusan perpisahan ini adalah jalan terbaik. Bahwa keputusan ini sudah Anda pikirkan matang-matang. Dan keputusan ini, sekalipun menyakitkan, akan membuat kamu dan orang yang Anda cintai tenang dan nyaman. Katakan dengan tegas dan jangan berusaha mengelak. Sederhananya, jangan berbelit-belit.
2. Jangan bertahap.
kamu mungkin berpikir bahwa menjauhinya secara perlahan akan lebih baik. Akan lebih mudah. Ternyata tidak! Bukankah itu berarti masih ada harapan sekalipun tinggal secuil? Justru hal seperti itulah yang membuat Anda dan si dia semakin tersiksa. Ingat, rasa sakit tidak mengenal batasan tinggi, rendah, ataupun sedang.
3. Jangan menipu.
Cepat atau lambat, kebenaran itu akan terungkap. Jadi tidak ada untungnya Anda berbohong atau menipu pasangan Anda. Jangan berusaha mengakhiri suatu hubungan dengan lebih dahulu menciptakan ketidakpercayaan ataupun kesalahpahaman. Jujurlah terhadap perasaan dan keinginan Anda. Memberikan keraguan dan tanda tanya besar dan kemudian meninggalkannya dalam ketidakpastian adalah sebuah kesalahan besar. Rasa sakitnya bisa berkepanjangan.
4. Jangan menyalahkan orang lain.
Banyak orang berusaha menyalahkan orang lain mengapa mereka putus. Itu sebuah kesalahan dan kebodohan yang sulit dijelaskan secara logis. Kalau Anda mau putuskan hubungan, jangan berusaha membuat orang lain merasa bersalah. Kedewasaan dan kematangan Anda terletak pada keberanian Anda memikul konsekuensi dan komitmen. Itu saja. So, jangan mengatakan bahwa Anda dan dia putus karena dia salah, orang ini salah dan orang itu salah.
5. Jangan menunda.
Ketika Anda merasa bahwa sekarang saatnya Anda harus mengakhiri hubungan dengannya, jangan menyangkal perasaan itu. Jangan tunda hingga batas waktu yang tak jelas. Kalau sekarang saatnya berpisah, berpisahlah. Orang yang Anda cintai mungkin menampakkan perubahan sikap yang jelas. Tak apa. Itu sudah risiko. Yang penting, jangan menunda-nunda persoalan.
Beberapa sikap yang harus dibuat setelah mengambil keputusan:
1. Ambil waktu untuk bersedih.
Orang tak akan tertawa ketika melihat Anda sedih karena perpisahan itu. Orang pasti paham. Apalagi Anda dan si dia sudah berjalan bersama lumayan lama. Kalau Anda sedih, itu wajar. Bahkan Anda sebaiknya mengambil waktu untuk menikmati rasa sakit itu. Jika Anda ingin menangis, menangislah sepuas hati Anda. Setidaknya beban pikiran dan rasa sakit bisa berkurang oleh tangisan itu.
2. Kontrol kemarahan.
Kalau Anda marah karena putus, Anda tidak salah. Itu manusiawi. Tapi Anda salah, dan mungkin ditertawakan, kalau kemarahan Anda itu tak terkontrol. Alihkan rasa marah itu ke hal-hal yang positif. Anda misalnya, bisa menuangkan menuangkan kemarahan itu dalam sebuah lagu, puisi, buku, atau karya seni lain. Anda bisa juga menyiasati amarah itu dengan mengikuti kelas tinju, karate atau aktivitas lain yang tak mencelakakan diri Anda dan orang lain. Sederhananya, beraktivitaslah! Berdiam diri dan meratapi perpisahan itu tidak akan membuat Anda menjadi lebih baik.
3. Ganti situasi.
Kadang-kadang jalan terbaik untuk mengatasi patah hati adalah mengubah situasi atau rutinitas. Anda bisa keluar dari rumah dan pergi ke tempat lain. Hindari tempat-tempat yang menyimpan kenangan tersendiri. Lakukanlah perjalanan kecil, misalnya, ke tempat-tempat yang menarik hati Anda atau tempat-tempat yang Anda sukai sehingga mood Anda kembali normal dan Anda merasa lebih tenang dan santai. Atau Anda bisa juga mengubah ritme kerja atau kesibukan Anda untuk sementara waktu. Misalnya, Anda bisa mengambil jalan yang berbeda ketika pergi ke kantor, mencoba restoran baru, dan lain-lain. Yang penting, hal atau tindakan itu mesti berbeda dengan apa yang dulu sering Anda lakukan bersama si dia.
4. Peluk kesendirian.
Sangat berat memang, tampil seorang diri di tengah banyak orang. Anda mungkin agak takut dengan kesendirian atau takut ketika orang lain tahu bahwa Anda pernah gagal menjalin hubungan. Tapi ingat, itu bukan masalah besar. Itu hanya persoalan waktu. Yang harus Anda lakukan sekarang adalah menerima dan mengakui kesendirian itu. Katakan bahwa Anda sendiri dan menikmati hidup seperti sekarang ini. Katakan dengan penuh percaya diri. Bukankah semua orang pernah mengalami hal semacam itu? Belajarlah dari dan pada orang yang pernah mengalami hal yang Anda alami saat ini.
5. Tentukan waktu kapan harus memulai lagi.
Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktunya bersedih, ada waktunya juga berbahagia. Jangan berlarut-larut dalam kesendirian. Jangan betah pada kesedihan. Anda harus berani keluar dari kesedihan dan kesendirian itu untuk menggagas hidup baru. Tentukan kapan Anda harus memulai lagi berjalan bersama orang lain. Ingat baik-baik, hidup hanya sebentar. Alangkah kurang menyenangkan dan bijaksana jika hidup yang sesaat ini Anda habiskan dalam kesendirian, kesedihan, dan penyesalan. Katakan kepada teman atau keluarga Anda kalau Anda sudah siap untuk kembali berkencan atau menjalin hubungan dengan orang lain. Tapi ingat, ketika Anda berkencan, hindari kecenderungan membicarakan mantan pasangan Anda. Berkencan tidak sama dengan mendengar dan menceritakan kisah pahit Anda