Masa PDKT Jauh lebih Menyenangkan Ketimbang Masa Pacaran, Ini Penyebabnya
Moveondong.com Menurut Damon L.Jacobs, seorang pakar hubungan sekaligus penulis Rational Relating: The Smart Way to Stay Sane in the World of Love, banyak orang yang lebih nyaman berkecimpung di masa PDKT daripada beranjak ke hubungan pacaran. Jacob mengatakan bahwa ada 5 hal penting yang menjadi penyebabnya, di antaranya sebagai berikut:
Tidak banyak film yang menceritakan bagaimana dua orang yang menjalin hubungan asmara dapat mempertahankan kebersamaannya selama bertahun-tahun. Ini karena hubungan jangka panjang dinilai tidak terlalu menarik, penuh konflik, dan cenderung membosankan.
Masa PDKT jarang dipenuhi oleh konflik-konflik. Bagaimana tidak, Anda dan pujaan hati tidak menyandang status berpacaran. Lain halnya bila Anda dan si dia sudah berpacaran dan merasa saling mengikat sehingga rentan dipenuhi konflik.
Nah, ini bisa jadi salah satu penyebab mengapa masa PDKT lebih indah ketimbang hubungan pacaran. Takut jika setelah berpacaran nanti Anda dan pasangan malah sering dilanda konflik dan menjadi cepat bosan.
Hormon-hormon tersebut kerap bermunculan saat Anda berada di masa PDKT dengan seseorang. Ini sebabnya, Anda akan terus mencari hal-hal baru agar hormon tersebut terus mengalir dalam diri Anda demi memasok rasa bahagia. Maka tak heran bila masa PDKT lebih berkesan dan menarik untuk sebagian besar orang.
Menurut Jacob, saat Anda beralih status menjadi hubungan pacaran, secara bersamaan kehadiran hormon ini cenderung menjadi kacau. Alhasil, rasa bahagia yang sebelumnya muncul akan perlahan menghilang. Bahkan lama-kelamaan, Anda akan merasa hubungan asmara memudar seiiring berjalannya waktu.
Sebenarnya, hal ini tidak salah untuk dilakukan selama Anda dan pasangan belum terikat dalam hubungan pernikahan yang mengharuskan setia satu sama lain.
Akan tetapi ingat, kebiasaan ini justru menyeret Anda pada bentuk perselingkuhan awal yang bisa berdampak pada hubungan asmara Anda ke depannya. Kalau Anda sudah cocok dengan si dia, untuk apa mencari yang baru?
Kalau sudah menjadi pacar, biasanya sekecil apapun permasalahan dalam hubungan dapat memengaruhi jumlah perhatian satu sama lain. Nah, bisa jadi Anda belum siap menjalin hubungan pacaran karena takut tidak mendapat perhatian dari pasangan Anda kelak. Alhasil, Anda memilih untuk berada di masa PDKT ketimbang berpacaran.
Pada dasarnya, tidak ada yang salah dengan hal ini. Hal yang terpenting adalah mendiskusikan dan berkomunikasi seputar hubungan ini dengan pujaan hati Anda. Bicaralah dari hati ke hati untuk menentukan prioritas hubungan masing-masing.
Tanyakan lagi pada diri Anda, apakah Anda benar-benar menginginkan hubungan yang langgeng atau memang hanya ingin sebatas pendekatan yang itu-itu saja? Pertimbangkan lagi apakah usaha pendekatan ini akan sebanding dengan tujuan Anda berdua.
1. Jarang ada masalah saat PDKT
Kalau Anda lihat dari film-film romantis ala remaja masa kini, alur ceritanya sudah pasti seputar konflik percintaan dan keberhasilan dalam mengatasinya secara bersama-sama. Kebanyakan film berakhir dengan perasaan bahagia. Ya, sesederhana itu. Namun jangan salah, hal ini bisa memengaruhi jalan pikiran Anda.Tidak banyak film yang menceritakan bagaimana dua orang yang menjalin hubungan asmara dapat mempertahankan kebersamaannya selama bertahun-tahun. Ini karena hubungan jangka panjang dinilai tidak terlalu menarik, penuh konflik, dan cenderung membosankan.
Masa PDKT jarang dipenuhi oleh konflik-konflik. Bagaimana tidak, Anda dan pujaan hati tidak menyandang status berpacaran. Lain halnya bila Anda dan si dia sudah berpacaran dan merasa saling mengikat sehingga rentan dipenuhi konflik.
Nah, ini bisa jadi salah satu penyebab mengapa masa PDKT lebih indah ketimbang hubungan pacaran. Takut jika setelah berpacaran nanti Anda dan pasangan malah sering dilanda konflik dan menjadi cepat bosan.
2. Anda selalu ingin hal baru
Pada awal-awal merasakan jatuh cinta, otak Anda akan melepaskan beberapa zat kimia sekaligus, di antaranya dopamin, adrenalin, epinefrin, dan norepinefrin. Semua hormon tersebut adalah hormon alami yang memicu rasa bahagia dan euforia dalam diri Anda.Hormon-hormon tersebut kerap bermunculan saat Anda berada di masa PDKT dengan seseorang. Ini sebabnya, Anda akan terus mencari hal-hal baru agar hormon tersebut terus mengalir dalam diri Anda demi memasok rasa bahagia. Maka tak heran bila masa PDKT lebih berkesan dan menarik untuk sebagian besar orang.
Menurut Jacob, saat Anda beralih status menjadi hubungan pacaran, secara bersamaan kehadiran hormon ini cenderung menjadi kacau. Alhasil, rasa bahagia yang sebelumnya muncul akan perlahan menghilang. Bahkan lama-kelamaan, Anda akan merasa hubungan asmara memudar seiiring berjalannya waktu.
3. Masih ingin mencari orang baru
Keinginan untuk terus bertahan di dalam masa PDKT daripada move on ke hubungan pacaran bisa jadi karena Anda masih berada di fase pencarian. Ibarat peribahasa sambil menyelam minum air, Anda menjalin pendekatan dengan pujaan hati sembari mencari-cari sosok lain yang mungkin bisa melengkapi hidup Anda.Sebenarnya, hal ini tidak salah untuk dilakukan selama Anda dan pasangan belum terikat dalam hubungan pernikahan yang mengharuskan setia satu sama lain.
Akan tetapi ingat, kebiasaan ini justru menyeret Anda pada bentuk perselingkuhan awal yang bisa berdampak pada hubungan asmara Anda ke depannya. Kalau Anda sudah cocok dengan si dia, untuk apa mencari yang baru?
4. Butuh perhatian, bukan orangnya
Tidak sedikit orang yang hanya memanfaatkan sebuah hubungan hanya untuk memenuhi hasrat emosionalnya saja. Artinya, bisa jadi selama ini Anda terlalu nyaman mendapatkan perhatian dan kasih sayang daripada kehadiran si dia.Kalau sudah menjadi pacar, biasanya sekecil apapun permasalahan dalam hubungan dapat memengaruhi jumlah perhatian satu sama lain. Nah, bisa jadi Anda belum siap menjalin hubungan pacaran karena takut tidak mendapat perhatian dari pasangan Anda kelak. Alhasil, Anda memilih untuk berada di masa PDKT ketimbang berpacaran.
5. Belum siap untuk setia
Anggapan masa PDKT lebih indah daripada hubungan pacaran ini bisa muncul karena Anda belum siap untuk memberikan kasih sayang dan perhatian secara penuh hanya kepada pasangan. Selain itu, mungkin saja Anda juga belum siap untuk bekerja sama dengan pasangan dalam membangun hubungan asmara yang sehat.Pada dasarnya, tidak ada yang salah dengan hal ini. Hal yang terpenting adalah mendiskusikan dan berkomunikasi seputar hubungan ini dengan pujaan hati Anda. Bicaralah dari hati ke hati untuk menentukan prioritas hubungan masing-masing.
Tanyakan lagi pada diri Anda, apakah Anda benar-benar menginginkan hubungan yang langgeng atau memang hanya ingin sebatas pendekatan yang itu-itu saja? Pertimbangkan lagi apakah usaha pendekatan ini akan sebanding dengan tujuan Anda berdua.