Cinta Beda Agama, Apa Yang Harus Dilakukan?
Moveondong.com Jatuh cinta memang hal yang tidak bisa diprediksikan. Sehingga tak jarang, sebagian orang terikat hubungan asmara dengan seseorang yang ternyata beda agama. Cepat atau lambat, hal itu pasti jadi tantangan tersendiri bagi hubungan asmara yang dijalani.
Lalu bagaimana sikap yang semestinya diambil jika sudah terlanjur membina hubungan asmara dengan pasangan yang beda agama? Harus putus atau bisa tetap dipertahankan? Masing-masing pilihan, baik itu putus atau dipertahankan harus dijalani dengan cara tersendiri.
Pertama jika hubungan asmara yang dibina masih berstatus pacaran memang terasa belum begitu jadi masalah, namun ketika sudah memutuskan untuk lanjut ke tahap yang lebih tinggi (tunangan atau langsung menikah), biasanya di sinilah masalah dimulai.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan, yang pertama pastinya diri sendiri. Pikirkan dan bayangkan soal masa depan Anda ketika akhirnya nanti akan memeluk agama pasangan,apakah kamu akan dapat mengalami hubungan yang baik dengan Tuhan lewat jalan yang berbeda dengan jalan yang selama ini dijalani, ataukah diri Anda menempatkan agama menjadi sesuatu yang tidak bisa dikompromikan?
Kedua pertimbangkan soal pasangan, pertimbangkan soal apakah dia hanya mengajukan satu syarat. Anda yang pindah agama atau sebaliknya? Atau muncul pilihan solusi seperti tetap di keyakinan masing-masing, alias menikah beda agama.
Ketiga pikirkan soal orangtua, bagaimana soal restu dari orangtua. Apakah akan menerima atau malah menentang dengan keras, dan bagaimana efek ke depannya tentang hubungan dengan masing-masing orangtua.
Well, jika pada akhirnya dari semua faktor di atas mengacu pada jawaban tidak. Bisa dibilang sebaiknya pilihan yang diambil adalah mengakhiri hubungan asmara ini, sebagai keputusan yang paling masuk akal walau mungkin memang menyakitkan.
Atau cara mudahnya bisa dengan bersama pasangan, membuat daftar plus dan minus yang terdiri dari empat kolom, kolom pertama diisi dengan hal positif dan negatif diri Anda yang berpindah agama. Sedangkan kolom nomor tiga dan empat diisi oleh positif dan negatif diri Anda tidak berpindah agama. Kemudian lihat kolom mana yang menurut Anda paling berat bobotnya.
Lalu apa yang harus dilakukan jika bersikukuh untuk meneruskan hubungan asmara beda agama ini, berlanjut hingga ke pernikahan? Maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memulai segala sesuatu dengan asas menghargai. Menghargai satu sama lain disebutkan sebagai aset paling penting dalam hubungan asmara beda keyakinan.
Kedua ialah sebisa mungkin berpartisipasi aktif terhadap kehidupan satu sama lain, terutama ketika menyangkut tradisi agama. Cobalah untuk menghadiri prosesi keagamaan pasangan. Hal ini berperan besar untuk mengetahui pasangan lebih dalam lagi dan membangun hubungan itu sendiri.
Ketiga, diskusikan bersama pasangan soal perbedaan keyakinan ini sejak jauh-jauh hari. Mengingat ketidakcocokan agama bisa menjadi pemecah masalah bagi banyak orang. Ini adalah jenis topik yang perlu didiskusikan sejak awal.
Pada akhirnya semua pilihan ada di tangan kita. Dengan segala pertimbangan, mulai dari diri sendiri, pasangan, keluarga, masa sekarang, hingga masa depan. Bagaimana, ingin lanjut atau menyudahi hubungan beda agama?
Lalu bagaimana sikap yang semestinya diambil jika sudah terlanjur membina hubungan asmara dengan pasangan yang beda agama? Harus putus atau bisa tetap dipertahankan? Masing-masing pilihan, baik itu putus atau dipertahankan harus dijalani dengan cara tersendiri.
Pertama jika hubungan asmara yang dibina masih berstatus pacaran memang terasa belum begitu jadi masalah, namun ketika sudah memutuskan untuk lanjut ke tahap yang lebih tinggi (tunangan atau langsung menikah), biasanya di sinilah masalah dimulai.
Menyudahi Hubungan?
Banyak hal yang harus dipertimbangkan, yang pertama pastinya diri sendiri. Pikirkan dan bayangkan soal masa depan Anda ketika akhirnya nanti akan memeluk agama pasangan,apakah kamu akan dapat mengalami hubungan yang baik dengan Tuhan lewat jalan yang berbeda dengan jalan yang selama ini dijalani, ataukah diri Anda menempatkan agama menjadi sesuatu yang tidak bisa dikompromikan?
Kedua pertimbangkan soal pasangan, pertimbangkan soal apakah dia hanya mengajukan satu syarat. Anda yang pindah agama atau sebaliknya? Atau muncul pilihan solusi seperti tetap di keyakinan masing-masing, alias menikah beda agama.
Ketiga pikirkan soal orangtua, bagaimana soal restu dari orangtua. Apakah akan menerima atau malah menentang dengan keras, dan bagaimana efek ke depannya tentang hubungan dengan masing-masing orangtua.
Well, jika pada akhirnya dari semua faktor di atas mengacu pada jawaban tidak. Bisa dibilang sebaiknya pilihan yang diambil adalah mengakhiri hubungan asmara ini, sebagai keputusan yang paling masuk akal walau mungkin memang menyakitkan.
Atau cara mudahnya bisa dengan bersama pasangan, membuat daftar plus dan minus yang terdiri dari empat kolom, kolom pertama diisi dengan hal positif dan negatif diri Anda yang berpindah agama. Sedangkan kolom nomor tiga dan empat diisi oleh positif dan negatif diri Anda tidak berpindah agama. Kemudian lihat kolom mana yang menurut Anda paling berat bobotnya.
Melanjutkan hubungan?
Lalu apa yang harus dilakukan jika bersikukuh untuk meneruskan hubungan asmara beda agama ini, berlanjut hingga ke pernikahan? Maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memulai segala sesuatu dengan asas menghargai. Menghargai satu sama lain disebutkan sebagai aset paling penting dalam hubungan asmara beda keyakinan.
Kedua ialah sebisa mungkin berpartisipasi aktif terhadap kehidupan satu sama lain, terutama ketika menyangkut tradisi agama. Cobalah untuk menghadiri prosesi keagamaan pasangan. Hal ini berperan besar untuk mengetahui pasangan lebih dalam lagi dan membangun hubungan itu sendiri.
Ketiga, diskusikan bersama pasangan soal perbedaan keyakinan ini sejak jauh-jauh hari. Mengingat ketidakcocokan agama bisa menjadi pemecah masalah bagi banyak orang. Ini adalah jenis topik yang perlu didiskusikan sejak awal.
Pada akhirnya semua pilihan ada di tangan kita. Dengan segala pertimbangan, mulai dari diri sendiri, pasangan, keluarga, masa sekarang, hingga masa depan. Bagaimana, ingin lanjut atau menyudahi hubungan beda agama?