-->

Pastikan Anda Dan Pasangan Memiliki Tujuan Yang Sama

Saya kenal dengan satu pasangan.  Saling jatuh cinta, menikah, dan beruntung diberikan keturunan. Mereka tinggal sebuah kota kecil.  sang pria Memiliki pekerjaan yang menuntutnya untuk banyak berpergian keluar kota.  jaraknya Kurang lebih 3 sampai 4 jam perjalanan, Itupun kalau tidak terjebak macet. 
Setelah beberapa tahun ,  syarat pekerjaan tersebut berubah.  dan dia harus menghabiskan lebih banyak waktu  di pusat kota.  jadi dia memberitahu istrinya bahwa dia harus pindah pusat kota secara permanen. 
ternyata ini adalah rencana jangka panjangnya sejak dulu, bahkan dia mencicil sebuah rumah di pusat kota. Tapi dia tidak terpikirkan untuk mendiskusikan bersama dengan sang istri. 
Ternyata istrinya lama tidak ingin keluar dari kotak kecil sebut.  skakmat!

Moral ceritanya, Jangan tunggu sampai Anda memiliki anak baru anda mendiskusikan hal-hal seperti ini.  Teman bijaksana jika anda tidak ingin menakuti calon pasangan anda dengan menginterogasinya rencana hidupnya pada kencan pertama.  Namun sebelum ada berdua membuat sebuah komitmen yang serius, Anda benar-benar harus menyelesaikan permasalahan ini.

Memang berbagai macam hal bisa berubah seseorang bisa mengatakan bahwa pada usia 20 tahun dia ingin fokus tentang segala hal.  fokus kepada gaya hidup, lokasi tempat tinggal, karir dan yang lain sebagainya.  tapi hal itu bisa berubah dia memasuki usia ke 30.  dan  apabila anda tidak mengutarakan rencana-rencana penting kepada pasangan anda hubungan Anda bertambah serius atau pada saat usia anda semakin bertambah tua,  Anda bisa terlibat sebuah konflik masalah yang besar.  seperti pasangan yang sudah saya ceritakan tadi.

Masalah terbesar barangkali adalah anak-anak juga tempat tinggal,  mungkin salah satu dari anda ingin pensiun Dini dan melancong.  Sementara mungkin pasangan Anda takut naik pesawat terbang dan tidak suka pergi jauh dari rumah lebih dari seminggu.  Saya tidak mengatakan bahwa Anda harus mengikat pasangan Anda ke dalam rencana seumur hidup, tidak.

Anda tidak selalu tahu perasaan Anda orang boleh berubah pikiran.  Saya memiliki seorang teman yang menegaskan kepada pacarnya sejak awal bahwa dia tidak ingin memiliki anak.   pacarnya setuju,  sekalipun dengan kesedihan mendalam karena dia menginginkan sebuah keluarga kecil.  namun beberapa tahun kemudian dia hamil cara tidak direncanakan.  dan mereka memutuskan untuk memiliki anak.  Tapi Sesuatu terjadi, mereka kehilangan bayi tersebut ini membuat mereka berdua berduka cukup dalam.  selang beberapa tahun kemudian mereka merubah komitmen mereka, dan memutuskan untuk memiliki anak yang banyak.

Sungguh sebuah keajaiban mereka memiliki 2 anak dan sekarang Saya menjadi Ayah yang baik.

Namun ingatlah, tidak semua berakhir bahagia.  saya pun memiliki seorang teman yang lain pada usia 25 tahun Dia memutuskan dengan pasangannya uang mereka berdua tidak menginginkan anak.  10 tahun kemudian teman saya berubah Saya sangat ingin memiliki anak.  akan tetapi semuanya bersikeras bahwa mereka sudah setuju untuk tidak memiliki anak.  ini adalah salah satu alasan hingga akhirnya memutuskan untuk berpisah.  Setelah usianya mencapai 40 tahun dia mulai menyadari bahwa  terlambat bagi diri dia untuk menjadi seorang ibu.

Pastikan bahwa anda tidak membuat sebuah komitmen hubungan seumur hidup dengan seseorang sebelum ada mengetahui pandangannya tentang gaya hidup, anak, domisili, dan semua hal yang tampaknya jauh akan tetapi tensi katakan hubungan Anda dalam jangka panjang.

Bersikaplah menerima fakta bahwa walaupun salah satu dari Anda bisa berubah pikiran, yang lain mungkin tidak.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel